Sejarah Singkat UPT Balai Diklat KKB Banyumas

Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Banyumas pada awalnya bernama Sub Training Centre (STC), berdiri sejak tahun 1973 kemudian mengalami beberapa perubahan nama menjadi Loka Diklat BKKBN, kemudian Cabang Balai Diklat KB Nasional, dan berubah lagi menjadi Balai Diklat KKB Banyumas sampai sekarang.


Sesuai dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Balai Pendidikan, dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana. UPT. Balai Diklat Kependudukan, dan KB Banyumas adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Pendidikan dan Pelatihan.


Lokasi Balai Diklat KKB Banyumas sebelumnya  berada satu lokasi dengan RSUD Banyumas dengan status tanah milik Pemda Kab. Banyumas sedangkan bangunan milik BKKBN.  Kemudian karena ada rencana dari RSUD Banyumas untuk mengadakan perluasan bangunan RSUD, maka terjadi proses tukarguling antara Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan BKKBN.


Hasil tukarguling dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas, BKKBN di ganti tanah dengan lokasi yang strategis di pinggir jalan raya utama, tidak jauh dari  lokasi Balai Diklat sebelumnya dengan luas 2.850 m2. Proses pembangunan dilaksanakan secara bertahap,  di mulai pada Tanggal 16 Juli Tahun 2012 dengan peletakan batu pertama oleh Kepala BKKBN Dr. dr. Sugiri Syarif, MPA dan  Bupati Banyumas Drs. H. Mardjoko, MM. Kemudian Gedung Balai Diklat KKB Banyumas di resmikan oleh Kepala BKKBN  dr. Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD pada Tanggal 29 Desember 2015.

Baca Selengkapnya

Informasi Pelatihan

Lihat Selengkapnya
Background Image
Kepala BKKBN Beri Motivasi Kerja Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

Banyumas - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) memberikan pengarahan pada peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) BKKBN yang diselenggarakan di UPT Balai Diklat KKB Banyumas, Kamis malam (16/11/2023). Dalam arahannya Kepala BKKBN mengungkapkan bahwa menjadi pemimpin mau tidak mau harus merasakan penderitaan.

“Kalau pernah menderita itu menjadi bekal seorang pemimpin, dengan menghayati penderitaan atau kemiskinan ini menjadi penting karena melalui hal itulah kita bisa belajar,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BKKBN menceritakan pengalamannya di masa kecil yang hampir selama belasan tahun disibukan dengan menggembala kambing, kemudian menjalani kuliah Kedokteran di Universitas Gadjah Mada dengan segala keterbatasan.

Setelah lulus kuliah Kepala BKKBN yang akrab disapa Dokter Hasto ini juga meniti awal karir dokternya di pedalaman Kalimantan Timur yang sangat terpencil.

“Saya ditempatkan di daerah yang belum pernah ada Dokter yang kerasan tinggal disitu, paling lama yang bisa bertahan hanya dalam hitungan hari. Tidak ada listrik hanya ada lampu “teplok” (lampu minyak tanah), akses transportasi juga hanya bisa dengan perahu karena merupakan daerah sungai.”

Karena sudah merasakan atau mengalami permasalahan dan kelemahan, menurutnya dengan berada dalam kondisi atau “ekosistem” seperti itu, akhirnya bisa menempa dan menjadi pembelajaran bagi kita.

“Tidak ada pengorbanan yang sia-sia dan jangan merasa jadi yang paling menderita. Kalau kita jalani dengan Ikhlas maka semuanya itu mendapatkan ganti yang tidak kita sangka dan duga.”

Terkait dengan Pelatihan Kepemimpinan Kepala BKKBN berharap dalam proses yang sudah dilalui dalam pelatihan, peserta tidak hanya sekedar mendapat pendidikan saja namun juga pelatihan.

"Ada perubahan, penambahan kemampuan atau metamorfosis, seperti yang terjadi pada seekor katak. Dari seekor berudu kecil yang hanya bisa berenang kemudian menjadi Katak yang tidak hanya berenang, tapi bisa berjalan bahkan melompat," ujar Hasto.

Menurutnya dari pelatihan ini nantinya peserta memiliki peningkatan baik "softskill" maupun "hardskill" yakni akuisisi, kompetensi dan profisien. 

"Belajar itu dimulai dari akuisisi, yaitu membaca dulu. Kalau ingin belajar sesuatu, harus membaca. Belajar akan membuat seseorang menjadi kompeten. Sementara kompetensi harus diulang-ulang sehingga bisa menjadi profisien, yaitu melakukan sesuatu sesuatu dengan prosedur tetap dalam waktu yang cepat,” pungkasnya.

Hadir dalam pengarahan Kepala BKKBN tersebut, Kepala Pusdiklat KKB, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si; Drektur Perencanaan Pengendalian Penduduk, Dr. Munawar Asikin, S.Si,M.S.E; Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, SH; Kepala UPT Balai Diklat KKB Banyumas, Umi Hidayati, SH, MM.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawas BKKBN

Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) tahun 2023 ini diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari 28 unit kerja BKKBN pusat maupun perwakilan BKKBN Provinsi di seluruh Indonesia. Mereka merupakan ASN terpilih di lingkungan BKKBN yang menduduki jabatan struktural dan juga berasal dari jabatan fungsional tertentu yang telah memenuhi syarat dan ketentuan.

Pelaksanaan Kegiatan PKP meliputi 6 tahapan yang dimulai pada tanggal 20 Juli berakhir tanggal 17 November tahun 2023 rencananya akan ditutup secara resmi oleh Sekretaris Utama BKKBN Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si.

Tahapan pelatihan kepemimpinan tersebut diantaranya: belajar mandiri, distance learning, membangun komitmen Bersama, pembelajaran klasikal, implementasi aksi perubahan dan seminar akhir aksi perubahan. 

Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan ini bertujuan untuk menghasilkan pemimpin yang memiliki Kompetensi Kepemimpinan Manajemen Kinerja sebagai upaya memenuhi standar kompetensi manajerial Pengawas, yang pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi negara (LAN) Negara Republik Indonesia Nomor: 2/K.1/PDP.07/2023 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan.

Penulis : Tri Setyo Rachmanto

16 November 2023

08:50:00

Pelatihan Pembekalan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Banyumas - Sebagai salah satu upaya memberikan pengenalan tugas dan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta memberikan pengenalan nilai dan etika di BKKBN, UPT Balai Diklat KKB Banyumas melaksanakan kegiatan Pelatihan Pembekalan bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Saat ini Saudara akan mengikuti pelatihan berbasis pengenalan nilai dan etika pada instansi pemerintah yakni BKKBN. Sebagai ASN BKKBN harus mengenal dan memahami Program Bangga Kencana, mengenal Susunan Organisasi dan Tata Kerja BKKBN, Jabatan, Fungsi dan tugas ASN di Tempat Jabatan serta menerapkan nilai-nilai ASN,” ungkap Kepala UPT Balai Diklat KKB Banyumas, Umi Hidayati, SH, MM dalam sambutan pembukaan, Senin (09/10/2023).

UPT Balai Diklat KKB Banyumas menyelenggarakan pelatihan pembekalan atau orientasi secara daring dengan peserta sejumlah 90 orang terbagi dalam dua Angkatan (5 dan 6).  Peserta berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Total jumlah PPPK BKKBN yang dilatih tahun 2023 adalah 810 peserta (18 Angkatan) yang diselenggarakan di  Pusdiklat KKB dan 8 UPT Balai Diklat KKB.

Peserta Pelatihan mendaptakan beberapa materi seperti Materi Program Bangga Kencana; Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata Kerja; Pengenalan Jabatan; Pengenalan Mekanisme Kinerja Organisasi; Penerapan Fungsi dan Tugas ASN di Tempat Kerja melalui nilai-nilai ASN

Menurut Umi Hidayati setelah kegiatan ini selanjutnya peserta akan mengikuti MOOC (Massive Open Online Course) dai Lembaga Administrasi Negara (LAN), akan membahas mengenai pengenalan fungsi dan tugas ASN meliputi sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran PPPK mendukung terwujudnya smart governance

“Melalui pelatihan atau orientasi ini saya berharap PPPK dapat cepat beradaptasi dan menjawab harapan publik. Penting untuk membangun kesiapan mental dengan menyerap nilai-nilai yang diajarkan, menginternalisasikannya dengan penuh kesadaran, serta mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai bidang tugasnya masing-masing,” pungkas Umi.

Penulis : Tri Setyo Rachmanto


10 October 2023

09:22:00

Prof Rizal M. Damanik : ASN BKKBN Harus Happy dan Bangga Melayani

Banyumas - “Pusdiklat KKB (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana) menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) sebagai salah satu upaya meningkatkan layanan pada masyarakat, karena pejabat pengawas sangat erat kaitannya pada pemberian pelayanan yang berkualitas. 

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. M.Rizal M Damanik, MRep.Sc, PhD saat menjadi narasumber podcast, tayang di Youtube Balai Diklat KKB Banyumas, Jumat (29/09/2023)

Menurutnya melalui pelatihan kepemimpinan ini diharapkan sumber daya manusia atau pegawai BKKBN bisa memiliki pengetahuan dan pemahaman  terkait pelayanan yang berkualitas serta bisa mengikuti perkembangan karena kebutuhan masyarakat juga sangat dinamis.

“Sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) yang pertama harus dimiliki adalah rasa bangga mengemban profesi ini karena kalau sudah memiliki ini pasti kita akan muncul rasa happy atau senang menjalaninya. Selanjutnya tentunya kita harus terus mengasah dan memotivasi diri dengan meningkatkan kapasitas, kompetensi diri dan program,” ujar Rizal.

Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) tahun 2023 yang diselenggarakan di Balai Diklat KKB Banyumas, diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari 28 unit kerja BKKBN pusat maupun perwakilan BKKBN Provinsi di seluruh Indonesia. Mereka merupakan ASN terpilih di lingkungan BKKBN yang menduduki jabatan struktural dan juga berasal dari jabatan fungsional tertentu yang telah memenuhi syarat dan ketentuan.

Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan ini bertujuan untuk menghasilkan pemimpin yang memiliki Kompetensi Kepemimpinan Manajemen Kinerja sebagai upaya memenuhi standar kompetensi manajerial Pengawas. Peserta PKP nantinya diharapkan bisa membuat aksi perubahan atau sebuah inovasi di unit kerja yang tujuannya dapat meningkatkan layanan publik.

Penulis : Tri Setyo Rachmanto


29 September 2023

04:51:00

Peringati Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN Sasar 1,5 Juta Akseptor Melalui Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara

JAKARTA, BKKBN --- Indonesia akan memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day) yang jatuh pada 26 September 2023. Peringatan ini diselenggarakan di bawah upaya bangsa ini merealisasikan target-target  dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS). 

Berdasarkan data UNDP negara kita masih berada di peringkat 114 dengan skor 0,750. Posisi Indonesia berhasil naik tiga tingkat dibandingkan tahun sebelumnya. Menilik  data Badan Pusat Statistik (BPS), pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Sejak tahun 2016, status pembangunan manusia Indonesia meningkat dari level "sedang" menjadi "tinggi". 

Selama 2010-2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,77 persen per tahun, dari 66,53 pada 2010 menjadi 72,91 pada  2022.

Permasalahan kesehatan dalam pembangunan kependudukan juga menjadi masalah utama. Angka ‘unmet need’ (kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani) di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 14.7% dari target nasional  8% pada 2022. 

Penggunaan kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) mengalami kenaikan dari 57,0 persen (Pendataan Keluarga 2021) menjadi 59,4 persen (Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022).

Data Survei Status Gizi Indonesia (2022) menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar  21,6 persen, di atas angka standar yang ditoleransi WHO (Badan Kesehatan Dunia), yaitu di bawah 20 persen. Untuk itu, pemerintah menetapkan percepatan penurunan stunting menjadi Program Prioritas Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. 

Angka prevalensi stunting ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen di 2024. Perpres tersebut mengamanatkan untuk melakukan pencegahan stunting dari hulu agar setiap calon Pasangan Usia Subur  berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Di tengah upaya menuntaskan sederet indikator dalam program yang diemban BKKBN,  Indonesia memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia. Sebuah momentum yang dibangun dunia dalam upaya meningkatkan komitmen stakeholder, provider medis, mitra kerja dan masyarakat dalam percepatan pencapaian program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting  secara menyeluruh.

Selain itu, juga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat Indonesia di semua lini terkait pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berkualitas. “Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dengan berbagai pilihan metode kontrasepsi yang ada,” ujar Kepala BKKBN, Dr. (HC), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), beberapa hari lalu, dalam sebuah pertemuan.  

Dokter Hasto mengatakan, perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Dengan perencanaan keluarga yang matang, pasangan bisa mengembangkan diri dan karier. Kemampuan untuk merencanakan kehamilan termasuk memilih kontrasepsi juga dipercaya dapat meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan bagi perempuan. Di sisi lain, kasih sayang dan kebutuhan finansial untuk anak bisa dimaksimalkan.

Sementara itu, dalam konferensi pers jarak jauh yang diikuti jurnalis dari 33 provinsi perwakilan BKKBN, Senin (26/9/2023), Deputi bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso mengatakan peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia merupakan agenda tahunan. 

"Tahun ini digelar sekaligus sebagai tindak lanjut kerja sama dengan mitra kerja yakni TNI AD dalam program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting," ujar Teguh.

Mengutip hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023, Teguh mengatakan, PUS yang menggunakan alat kontrasepsi modern mencapai 23.577.000 orang.

"Target kita pada Pekan Pelayanan KB dalam rangka Hari Kontrasepsi Dunia naik menjadi 62,9 persen. Kami juga menargetkan kualitas pelayanan KB dapat ditingkatkan sehingga mengurangi angka unmet need," ujar Teguh.

Rangkaian Kegiatan

Menandai strategisnya peringatan bertemakan “Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara dalam Percepatan Penurunan Stunting”,  BKKBN berkolaborasi dengan  mitra kerja akan mengadakan berbagai kegiatan, meliputi seminar, webinar, pekan pelayanan KB dalam rangka percepatan penurunan stunting. 

Adapun tujuan khusus dari peringatan ini bagi Indonesia, salah satunya  adalah meningkatkan cakupan kesertaan KB semua metode kontrasepsi.

Sejumlah kegiatan akan digelar BKKBN, menurut keterangan panitia penyelenggara, di antaranya  teleconference Kepala BKKBN untuk menyapa Perwakilan BKKBN Provinsi Terpilih, Seminar Umum “Peran KB dan Kespro dalam Penurunan Stunting”, Webinar Ilmiah “Your Life, Your Choice“,  Pekan Pelayanan KB gratis bagi 1,5 juta akseptor di semua provinsi pada 26 September – 4 Oktober 2023. 

Sementara Puncak Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia akan diselenggarakan pada Selasa, 10 Oktober 2023, di Provinsi Jawa Barat. Puncak peringatan akan ditandai pemberian penghargaan Role Model TPMB, peluncuran Pelayanan KB Perusahaan, dan pemberian penghargaan Pelayanan KB Serentak.

Penulis : Santjojo Rahardjo/Kristianto (Medcen BKKBN)


26 September 2023

07:37:00

LAYANAN INFORMASI

SOSIAL MEDIA

LOKASI